Tuesday, December 13, 2005

[Bisnis] 13 Desember 2005

  • Bank Indonesia mengharapkan kalangan perbankan bersedia berkorban, setidaknya dalam sembilan bulan ke depan, karena likuiditas yang ketat akan menurunkan marjin keuntungan dan membengkaknya pencadangan.
  • PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) segera membangun tiga pabrik briket tambahan di Gresik, Semarang, dan Serang dengan kapasitas produksi masing-masing 500.000 ton per tahun. Untuk pembangunan tersebut dibutuhkan dana sebesar US$50 juta. Ketiga pabrik ini ditargetkan dapat berproduksi pada 2008 sehingga dapat menambah jumlah pasokan briket batu bara untuk kebutuhan industri berskala kecil dan menengah maupun rumah tangga.
  • PT Bank Mandiri Tbk menyatakan berminat dan siap mendukung sebagian pembiayaan pabrik baru PT Semen Gresik Tbk yang diperkirakan menelan total investasi Rp 3,5 triliun – Rp 3,6 triliun. Pabrik semen baru yang akan dibangun itu direncanakan memiliki kapasitas produksi 2,5 juta ton per tahun dengan periode pembangunan empat setengah tahun yang realisasinya dijadwalkan 2006.
  • Menyusul kemenangan tender pengerjaan PLTU Mulut Tambang Banjarsari, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tengah menyiapkan pendanaan proyek pembangkit listrik tersebut. Opsi pembiayaan yang akan ditempuh perusahaan berupa penjaminan maupun dikombinasikan dengan dana kas yang saat ini mencapai Rp 1 triliun.
  • PT Tunas Financindo Sarana telah membeli kembali obligasi I/2003 senilai Rp 215 miliar. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Surabaya disebutkan pembelian kembali surat utang itu bertujuan untuk pelunasan. Dengan pembelian kembali obligasi tersebut, terhitung sejak 13 Desember 2005, nilai nominal obligasi yang tercatat di BES berkurang menjadi Rp 285 miliar.
  • PT Semen Cibinong Tbk mendapatkan keuntungan US$39.453 dari pembelian kembali utang tranche A senilai US$356.640 pada 6 Desember dengan memanfaatkan dana kas sebesar US$318.187. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Jakarta disebutkan harga penawaran maksimum yang ditawarkan oleh emiten itu adalah 90% dari nilai nominal utang tersebut. Semen Cibinong telah menunjuk Ernst & Young sebagai akuntan independen yang menghitung pembelian kembali sebagian utang tersebut.
  • PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk mempertimbangkan penerbitan obligasi Rp 500 miliar pada semester II tahun depan guna membiayai penyelesaian dua proyek jalan tol. Saat ini, Citra Marga sedang menangani tiga proyek jalan tol yakni Bogor Ring Road, Surabaya Eastern Ring Road (SERR), dan jalan tol Depok – Antasari.
  • PT Bahtera Adimina Samudra Tbk menyatakan akan memenuhi komitmennya untuk membayar bunga obligasi ke-22 senilai Rp 2,2 miliar, menyusul gagal bayar beberapa waktu lalu.
  • Lolos dari perkara kepailitan tidak membuat suspensi saham PT Polysindo Eka Perkasa Tbk langsung dibuka. PT Bursa Efek Jakarta meminta emiten itu membuat rencana bisnis, membayar denda Rp 600 juta dan menyampaikan laporan keuangan hingga kuartal III/2005 sebagai syarat agar sahamnya bisa diperdagangkan kembali.
  • Laju saham unggulan Bisnis semakin kencang. Pemodal terus berburu saham blue chips guna menambah portofolionya di bursa. Euforia perombakan tim ekonomi, aksi window dressing serta penguatan bursa regional kembali mendongkrak saham Bisnis ke level signifikan. Investor asing dan lokal tampak antusias mengakumulasi saham unggulan penggerak bursa. Menjelang akhir tahun, investor semakin agresif membeli saham Bisnis. Pelaku pasar optimistis, mampu meraih keuntungan signifikan di BEJ nanti. Aktivitas transaksi berlangsung marak dan bergairah.
  • Indeks BI-40 melambung 1,43% pada 315,313. Saham kapitalisasi besar, terutama Telkom, Indosat, Bank mandiri, serta Astra tampil sebagai penggerak BEJ. Momentum akhir tahun terus dimanfaatkan pemodal untuk membeli kembali saham Bisnis sehingga kursnya tetap atraktif diperjualbelikan. Disisi lain, ekspektasi terharap tim ekonomi membuat pasar saham maupun rupiah tetap bergairah. Bahkan penguatan harga saham serta IHSG sudah berlangsung lebih dari sepekan. Harga saham pilihan yang mahal dan overbought ternyata tidak mengurangi animo investor untuk mengakumulasinya.
  • Lonjakan saham Bisnis selain dipicu isu positif dalam negeri, juga digerakkan oleh menguatnya mayoritas bursa regional kemarin. Derasnya tekanan beli investor terhadap saham perbankan di bursa Tokyo mampu mendongkrak indeks Nikkei mencapai 300 pon lebih di posisi 15.738,70. Posisi indeks tersebut tertinggi selama lima tahun terakhir. Pemicunya adalah optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi negeri ‘sakura’ itu, serta antisipasi atas normalisasi hubungan kerja sama Jepang dan China. Penguatan harga saham blue chips di bursa Tokyo ikut merambat ke pasar Asia lainnya, termasuk Jakarta.
  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terdongkrak 14,939 poin atau 1,29% menjadi 1.175,007. Begitu juga indeks LQ45 terkerek 1,50% pada posisi 256,636. Pemodal melakukan pembelian kembali berbagai saham kapitalisasi besar sehingga indeks tetap bertengger di teritori positif.