Friday, October 21, 2005

[Bisnis] 21 Oktober 2005

  • Asosiasi Emiten Indonesia meminta pemerintah memberikan insentif pajak sebesar 5% hingga 10% kepada perusahaan publik guna merangsang perusahaan-perusahaan non-publik atau investor segera masuk bursa.
  • PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities, dan PT Mandiri Sekuritas, secara berurutan sejak tiga bulan terakhir merupakan penjual bersih (net sale) terbesar dalam melakukan transaksi perdagangan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Menurut data Bloomberg, sejak 11 Agustus hingga 19 Oktober 2005, posisi net sale Danareksa mencapai 24,3 juta lembar atau setara dengan Rp 161 miliar, Bahana sebesar 3,2 juta lembar senilai Rp 14,8 miliar, dan Mandiri sebanyak 1,28 juta atau setara Rp 18,6 miliar.
  • Pada perdagangan Kamis kemarin, investor tidak banyak melakukan transaksi jual beli saham. Umumnya, kegiatan spekulasi di lantai bursa sepi dan cenderung tidak bergairah. Di tengah minimnya insentif penggerak, investor selektif mengambil posisi sehingga saham-saham Bisnis hanya bergerak di kisaran sempit. Indeks kelompok saham Bisnis terkoreksi tipis 0,110% (0,310 poin) ke level 282,168, stagnan dibanding sehari sebelumnya. Perdagangan di bursa cenderung melamban sehingga Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah di kisaran sempit 0,047% atau 0,511 poin menjadi 1.075,401. Hal yang sama juga terjadi pada indeks LQ45 yang turun 0,188% atau 0,434 poin menjadi 229,975.
  • Momentum positif mulai berlalu dari BEJ. Kecenderungan ini tidak terlepas dari berkurangnya isu penggerak di lantai bursa. Kinerja pemerintah SBY-JK yang kemarin genap berusia satu tahun kembali menjadi sorotan pelaku pasar. Pemodal terus menanti apakah akan terjadi perombakan kabinet untuk mengatasi kondisi yang semakin memburuk. Desakan reshuffle kabinet semakin deras datang dari berbagai kalangan masyarakat yang merasa tidak puas dengan hasil yang dicapai pemerintah terutama karena kemampuan tim ekonomi yang dinilai lemah. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terus merosot karena kesulitan ekonomi yang terus menghimpit pasca kenaikan harga BBM.
  • Umumnya, akumulasi jual beli saham Bisnis kemarin tampak terbatas. Kalangan investor cenderung berspekulasi di saham unggulan yang memiliki isu individual menarik. Seluruh saham pilihan kemarin hanya dipindahtangankan sebanyak 229,414 juta lembar dan senilai Rp 469,154 miliar. Sebanyak 18 saham Bisnis ditutup menguat, delapan saham terkoreksi dan selebihnya stagnan. Beberapa saham Bisnis menjadi motor penggerak transaksi antara lain Telkom yang membukukan Rp 67,7 miliar, berikutnya Astra International diperdagangkan sebesar RP 59,7 miliar, Bumi Resources Rp 47,8 miliar, Indosat Rp 44,3 miliar, dan BBCA Rp 42,3 miliar. Faktor teknikal dan isu individual positif masih mewarnai perdagangan saham pilihan di atas. Kendati demikian pelaku pasar tetap selektif dan hati-hati menyusul ketiadaan rumor positif baru.